Sabtu, 07 April 2012

    Tidak dimungkiri bahasa dan budaya adalah dua hal yang tak terpisahkan.  Dipakainya bahasa Inggris, Mandarin, dan Jepang sebagai bahasa internasional akses kepada budaya bangsa tersebut semakin menjadi terbuka.
    Menurut pakar pendidikan Aubrey Neil  Leveridge, hubungan antara bahasa dan budaya sangat dalam dan berakar. Bahasa dipergunakan untuk melestarikan dan menyebarkan budaya serta nilai-nilainya. Bahkan, banyak orang mengaku tertarik mempelajari suatu bahasa karena budaya negara pemilik bahasa tersebut begitu mengagumkan.
   Keuntungan mempelajari bahasa lewat kebudayaan adalah Anda akan akan memahami tak sekedar bahasa lisan atau tulisan, tetapi juga bahasa tubuh, isyarat dan bahasa yang diidentikkan dengan konteks tertentu. Hasilnya, saat satu bahasa telah dikuasai, Anda tak hanya akan menguasai bahasa tersebut secara struktural dan gramatikal, tetapi juga mendapat gabaran akan bahasa sosial, bahasa yang “tidak nampak”, sekaligusbudaya sebagai akar bahasa tersebut. Menarik bukan?
    Nah, bila saat anda mulai jenuh dalam mempelajari bahasa asing tertentu, cobalah sedikit “melibatkan” kebudayaanya, seperti beberapa langkah berikut.
   Jessy(23), seorang karyawan swasta di Magelang, sering menonton film-film Jepang untuk melatih kemampuan mendengarkan dalam bahasa Jepang. “ cara ini begitu mengasyikkan karena selain memberi hiburan, saya juga semakin termotivasi untuk belajar bahsa Jepang,” berkata. Cara Jessy tersebut bisa dicontek karena cukup efektif dan tidak membosankan. Film yang mengandung unsur budaya bisa menjadi hal yang menarik dan menambah wawasan.
   “Eksplorasi” natice teacher yang ada si institusi anda belajar. Bila dikelas, Anda sudah cukup puas dengan sisi struktural dan gramatikal. Mengapa tidak bertanya dan mendiskusikan hal-hal umum yang ada di negaranya saat tersedia waktu luang? Bercakap-cakap tentang tarian,lagu tradisional, dan tradisi tertentu terasa lebih menarik, dam kemampuan  berbicara (speking) anda juga semakin terasah.
   Cari lembaga atau institusi bahasa yang tak hanya menawarkan khusus bahasa saja tetapi memberi kesempatan bagi anda untuk mengeksplorasi budayanya.saat ini, lembaga atau institusi tertentu berlomba-lomba memberikan yang terbaik, sehingga menunutut kejelian andasaat memilih.tanyakan setiap informasi secara detail agar tidak menyesal dikemudian hari. Ayo, segera taklukkan dunia dengan dunia bahasa.

Minggu, 01 April 2012

Member : M. Fadhly                 ( 10-006)
                  Reza Yoga Pratama  ( 10-027)
                  Rocky Sihite            ( 10-124)

Paedagogi Praktis merupakan ilmu paedagogi yang diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan pada teori-teori Paedagogi. Paedagogi Praktis digunakan agar peserta didik dan pendidik bisa menerapkan dengan baik teori paedagogi, sehingga apa yang menjadi tujuan paedagogi bisa terlaksana. Bagaimana pengaplikasiaannya?
________________________________________
     Dalam kehidupan sekarang, penerapan ilmu paedagogi sudah banyak diterapkan, tetapi masih belum sempurna. Banyak orang beranggapan bahwa ilmu itu sekedar menyampaikan isi otak pengajar kepada peserta didik, tanpa memperhatikan seni mengajar. Sehingga banyak orang merasa seni mengajar itu tidak penting dalam dunia pendidikan. Hal inilah yang menjadi salah satu penghambat perkembangan paedagogi.
      Faktanya banyak sekolah sekarang tidak menggunakan seni tersebut. Guru tidak peduli tentang cara komunikasi kepada siswa. Guru sekarang membiarkan anak didik bebas melakukan apa saja, sehingga guru-guru sekarang sekedar menjalankan kewajiban profesi tanpa ada makna mendidik di dalamnya. Kebalikannya, peserta didik juga tidak menerapkan paedagogi praktis. Contoh, berdasarkan pengalaman salah satu anggota kelompok, di sekolah SMA tempat ia menuntut ilmu, banyak anak yang memilih kabur dari sekolah dari pada belajar. Hal ini menjadi bukti bahwa penerapan prinsip telah gagal dalam sekolah tersebut.
   Kesimpulannya, pada dasarnya prisnsip paedagogi itu diciptakan baik adanya, hanya saja pengaplikasiaannya yang belum sempurna. Jadi, untuk menghilangkan hambatan itu, diperlukan landasan kuat yang akan mendukung perkembangan ilmu paedagogi tersebut.
  
Sumber : "Paedagogi, Andragogi, Heutagogi" >> Prof. Dr. Sudarwan Danim