Jumat, 16 Maret 2012

Ajari Buah Hati Menjaga Memori

   “Nak, masih kecil kok mudah lupa sih?,” inilah sekilas reaksi orangtua melihat putera dan puterinya sulit berkonsentrasi. Baru lima menit berlalu,si kesil sudah mengulang pertanyaan tentang informasi yang baru sajadisampaikan secara lisan.
   Bila hal ini jarang terjadi,masih dimaklumi. Namun, bagaimana bila setiap saat berkomunikasi verbal, sang anak akan mengulang-ulang pertanyaan lagi?
   Yang ada, para orang tua dibuat gemas dan jengkel. Namun, Anda jangan keburu putus asa. Pasalnya, masih ada solusi untuk perlahan-lahan mengembalikan konsentrasi anak sekaligus melatih daya ingatnya, terlebih dari apa yang mereka dengar.
   Pertama, sebagai orang tua, Anda perlu memahami dulu masalahnya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi pada buah hati Anda. Banyak studi menunjukan bahwa kasus pelupa pada usia anak-anak, rata-rata terkait dengan kepercayaan diri.
   Jika sikecil cenderung pemalu, menutup diri, dan tidak percaya diri akan kontribusi pada daya ingat dan konsentrasi yang lemah. Melihat hal tersebut, Anda jangan keburu memarahi mereka.
   Bangunlah kepercayaan diri si kecil, yang niscaya akan meningkatkan daya ingatnya. Cobalah untuk mendengarkan perasaan, curhat si kecil, atau aktivitas yang telah dilakukannya hari ini. Jangan segan-segan memujinya saat melakukan kegiatan yang positif.
   Di samping itu, ajaklah untuk terlibat aktif dalam kegiatan bersama anggota keluarga yang lain. Doronglah buah hati Anda untuk memilih dan menjalani kegiatan yang disukainya, misalnya bersepeda, menggambar, bermain bola dan sebagainya. Jadikan waktu untuk menekuni aktivitas faforit itu sebagai apresiasi atas aksi positif yang telah dilakukannya, seperti telah mendapat nilai bagus.
   Cara pendekatan menyenangkan lainya dapat dilakukan lewat permainan. Dalam hal ini, Anda harus terlibat aktif ketika mengajak si kecil bermain.
   Sederhananya, cobalah Anda mengajaknya dengan bermain teka-teki silang, kuis trivia, atau permainan kata yang melatih ingatan. Awalnya, berilah soal mudah dicerna dan dijawab dalam waktu relatif singkat.      Lambat laun, Anda dapat membuat soal yang lebih sulit sesuai dengan daya tangkap buah hati. Kuncinya di sini adalah pengulangan.
   Selain lewat permainan, untuk melatih ingatan dapat melalui kegiatan membaca. Dengan membaca, akan menstimulasi otak untuk mengingat informasi yang ada didalam buku, jangan lupa, bimbing buah hati Anda untuk mengulang dan menyimpulkan secara sederhana tentang isi bukunya.
Semoga dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Ajari Buah Hati Menjaga Memori

       “Nak, masih kecil kok mudah lupa sih?,” inilah sekilas reaksi orangtua melihat putera dan puterinya sulit berkonsentrasi. Baru lima menit berlalu,si kesil sudah mengulang pertanyaan tentang informasi yang baru sajadisampaikan secara lisan. 
   Bila hal ini jarang terjadi,masih dimaklumi. Namun, bagaimana bila setiap saat berkomunikasi verbal, sang anak akan mengulang-ulang pertanyaan lagi?
   Yang ada, para rang tua dibuat gemas dan jengkel. Namun, Anda jangan keburu putus asa. Pasalnya, masih ada solusi untuk perlahan-lahan mengembalikan konsentrasi anak sekaligus melatih daya ingatnya, terlebih dari apa yang mereka dengar. 
   Pertama, sebagai orang tua, Anda perlu memahami dulu masalahnya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi pada buah hati Anda. Banyak studi menunjukan bahwa kasus pelupa pada usia anak-anak, rata-rata terkait dengan kepercayaan diri. 
   Jika sikecil cenderung pemalu, menutup diri, dan tidak percaya diri akan kontribusi pada daya ingat dan konsentrasi yang lemah. Melihat hal tersebut, Anda jangan keburu memarahi mereka.
  Bangunlah kepercayaan diri si kecil, yang niscaya akan meningkatkan daya ingatnya. Cobalah untuk mendengarkan perasaan, curhat si kecil, atau aktivitas yang telah dilakukannya hari ini. Jangan segan-segan memujinya saat melakukan kegiatan yang positif.
   Di samping itu, ajaklah untuk terlibat aktif dalam kegiatan bersama anggota keluarga yang lain. Doronglah buah hati Anda untuk memilih dan menjalani kegiatan yang disukainya, misalnya bersepeda, menggambar, bermain bola dan sebagainya. Jadikan waktu untuk menekuni aktivitas faforit itu sebagai apresiasi atas aksi positif yang telah dilakukannya, seperti telah mendapat nilai bagus.
   Cara pendekatan menyenangkan lainya dapat dilakukan lewat permainan. Dalam hal ini, Anda harus terlibat aktif ketika mengajak si kecil bermain.
   Sederhananya, cobalah Anda mengajaknya dengan bermain teka-teki silang, kuis trivia, atau permainan kata yang melatih ingatan. Awalnya, berilah soal mudah dicerna dan dijawab dalam waktu relatif singkat. Lambat laun, Anda dapat membuat soal yang lebih sulit sesuai dengan daya tangkap buah hati. Kuncinya di sini adalah pengulangan. 
   Selain lewat permainan, untuk melatih ingatan dapat melalui kegiatan membaca. Dengan membaca, akan menstimulasi otak untuk mengingat informasi yang ada didalam buku, jangan lupa, bimbing buah hati Anda untuk mengulang dan menyimpulkan secara sederhana tentang isi bukunya.

Minggu, 11 Maret 2012

Seni dan Ilmu Mengajar
Pembelajaran merupakan aktivitas membantu. Pembelajaran selalu melibatkan hubungan interaksi antara pikiran seseorang atau sekelompok orang dan pikiran seseorang atau sekelompok orang lainnya. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi didalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Menurut Morgan dalam ( Purwanto, 2004) “belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan pengalaman. Perubahan tingkah laku dalam belajar memerlukan waktu yang relatif lebih lama, sehingga orang tersebut dari tidak mampu mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakannya.
            Mengajar merupakan seni dan ilmu menyampaikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Seni mengajar tentunya hanya dapat terlihat ketika interaksi pembelajaran berlangsung. Kegiatan pembelajaran yang baik tidak terlepas dari kehadiran guru yang cerdas dan jenius. Karakteristik guru yang baik dan cerdas antara lain  berintegritas, kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik.
Paedagogi berasal dari bahasa Yunani “paedagogia“ yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Sedang paedagogos ialah seorang pelayan pada jaman yunani kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak sekolah. Paedagagos berasal dari kata “paid” yang artinya “anak” dan “agogos” yang artinya “memimpin atau membimbing”. Dari kata ini maka lahir istilah paedagogi yang diartikan sebagai suatu ilmu dan seni dalam mengajar anak-anak. Dan dalam perkembangan selanjutnya istilah paedagogi berubah menjadi ilmu dan seni mengajar.
Dalam beberapa pertemuan mata kuliah paedagogi, saya berpendapat bahwa seni mengajar/paedagogi bukan hanya dalam pembelajaran pada anak-anak. Pernyataan itu dapat didukung dengan kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua dalam mata kuliah ini. Dimana beberapa peserta didik harus dibimbing dan diarahkan oleh peserta didik agar mampu mengoprasikan aplikasi media online dan penggunaan E-learning sebagai media pembelajaran.
Dosen pengampu mata kuliah paedagogi pada pertemuan ini ialah Bu Fillia Dina. Beliau menunjukkan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan peserta didik, mampu memprovokasi peserta didik agar selalu berpsoses menjadi  lebih baik.
 Dalam pertemuan kali ini penulis berkesimpulan bahwa proses seni dan ilmu mengajar yang baik itu tidak terlepas dari pengajar yang mampu memotivasi peserta didik untuk selalu berproses. Proses belajar hanya dengan selalu membaca, menganalisis,dll. Namun, proses belajar juga bisa kita dapatkan dari proses trial and error. Trial and error merupakan fenomena yang mempunyai arti positif dimana kita harus bersabar dan tetap termotivasi untuk berproses dalam menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran.